Ucapan Belasungkawa Untuk Daniel Alexander Maukar Aku mengheningkan cipta, mengucapkan TURUT BERDUKA CITA ATAS WAFATNYA SEORANG PAHLAWAN.
Kasus Maukar adalah salah satu cacat Sukarno yang paling memalukan.
Tidak seharusnya Maukar dipecat, seharusnya Sukarno itulah yang
dipecat. Kesalahan Sukarno sangatlah fatal, tunangan Maukar ditiduri
Bung Karno sebelum rencana pernikahan mereka.
Kebiasaan Sukarno terhadap gadis2 lainnya selama ini tidak ada protes,
dan tidak ada yang berani mengkritiknya, baru Maukar inilah satu2nya
yang gagah berani, aku kagum terhadap keberanian dia, dia laki2 yang
punya harga diri. Keberanian dia boleh disamakan dengan LetKol
Honasan dari Philipina.
Terlalu banyak kesalahan Sukarno terhadap bangsanya, tidak patut dia
mendapatkan gelar sebagai pahlawan. Sukarno-lah yang menjual
Indonesia kepada Amerika. Namun Sukarno marah sewaktu Amerika menekan
dia supaya mundur dan melaksanakan konstitusi untuk pemilu setiap 5
tahun sekali. Bukan berterima kasih atas nasihat Amerika, malah Bung
Karno ini mengangkat diri menjadi presiden seumur hidup secara
inkonstitusional melalui MPRS yang tidak berwenang karena statusnya
masih sementara dan dia sendiri yang menjadi mandatarisnya. Anggauta2
MPRS itu dulu bukan dipilih seperti dizaman sekarang, melainkan mereka
semuanya diangkat, dan dipilih oleh Bung Karno sendiri. Anggauta2
MPRS ini juga menduduki posisinya seumur hidup atau sampai mereka
dicopot oleh atasannya. Hal ini terjadi karena alasannya MPRS itu
masih sementara sehingga belum perlu dilakukan pemilihan anggauta2nya
seperti dizaman sekarang.
Ekonomi hancur lebur, Sukarno menjerumuskan bangsanya sendiri untuk
hal2 yang tidak mungkin dicapainya. Dia membentuk Ganefo untuk
menggantikan Olympiade, juga membentuk Conefo untuk menggantikan PBB.
Dia merasa negara2 Asia Afrika akan mendukungnya, ternyata semuanya
cuma janji dan menghianati Bung Karno pada waktunya. Arab Saudia,
Mesir, irak, Iran, Syria, Libya, bahkan Aljazair yang dibantu senjata
oleh Bung karno ternyata tak satupun yang memenuhi janjinya untuk
memboikot Olympiade maupun PBB. Mula2 semua negara yang dianggap
sahabat RI berjanji kalo Indonesia keluar dari PBB, maka mereka semua
akan juga keluar. Ternyata sewaktu RI keluar dari PBB, tak ada
satupun yang mengikuti jejak Indonesia. Sama halnya dengan Ganefo,
semuanya berjanji tidak akan mengirimkan atlitnya ke Olympiade,
ternyata juga Sukarno ditipunya, mereka semuanya mengirimkan atlit2
kelas wahid mereka ke Olympic Games, dan mereka hanya mengirim wakil2
saja ke Ganefo yang telah membebankan ekonomi RI ini, karena semua
biaya transportasi dan penginapan selama Ganefo 100% ditanggung
pemerintah RI.
Luar biasa, Sukarno ditipu sahabat2nya dari Asia Afrika, sementara
Sukarno sendiri menipu rakyatnya untuk menutupi kerugian rezimnya dari
penipuan sahabat2nya ini. Memang betul, semua negara2 AA itu sangat
meriah menanggapi rencana Bung Karno ini, bahkan semuanya mengirimkan
wakil2 ke KAA di Bandung yang diciptakan Bung Karno, namun semua itu
ditanggung 100% biayanya oleh Bung Karno dari hasil mengencangkan ikat
pinggang rakyatnya.
Disini aku tidak akan menyinggung urusan politik Bung Karno, karena
kesalahannya yang paling besar itu adalah tidak bisa mengimbangi
kebijaksanaan politiknya dengan kemampuan ekonomi yang ada pada
rakyatnya. Ibaratnya, apabila kita mau berperang haruslah menghitung
kekuatan misalnya berapa biayanya dan darimana mendapatkannya. Kalo
memang tidak bisa berperang, carilah jalan damai. Perang itu gampang
memulainya, tapi sukar menghentikannya. Kalo kita tak mampu
berperang, janganlah menyerang, bisa bertahan sudah cukup. Tetapi apa
yang dilakukan Bung Karno??? Belum diserang musuh, dia sudah
menyerangnya duluan, pasukan kelas satu dikirim ke Serawak, Malaysia,
dan Singapore. Semua sumber ekonomi disana diledakkan oleh saboteer2
yang dikirim Bung Karno. Akibat kekuatan semuanya dikerahkan untuk
menyerang ke Utara, pertahanan digaris belakang bobol,PKI dengan leluasa mampu menculik dan membantai para petinggi TNI AD tanpa ada pencegahan sama sekali. Seolah-olah kondisi Ibukota dibiarkan kosong untuk memudahkan PKI dalam melaksanakan niat mereka untuk menghabisi dan melenyapkan para petinggi TNI AD yang selama ini dianggap menjadi batu sandungan mereka. Lalu Suharto dengan sisa pasukan yang masih ada berusaha mengendalikan situasi. Kekosongan tentara dipusat pemerintahan menjadi bukti ketololan Bung Karno dalam memanajemen pertahanan dan keamanan negara. GOBLOK BUKAN ????
Kasihan Maukar, seorang pilot kelas satu yang cuma satu2nya dimiliki
RI waktu itu. Dia dilatih oleh RAF yang paling terkemuka didunia,
dialah satu2nya pengganti pilot kawakan perang dunia kedua yang
dimiliki RI satu2nya waktu itu yaitu Leo Wattimena. Maukar adalah aset bangsa yang disia-siakan Bung Karno demi memuaskan hasrat birahinya.
SAYA TURUT BERDUKA CITA ATAS WAFATNYA PAHLAWANKU ALEXANDER DANIEL
MAUKAR, SEORANG PAHLAWAN BANGSA, PAHLAWAN KELUARGA, DAN PAHLAWAN AGAMANYA.
Ny. Muslim binti Muskitawati.
By : Elya Agustiati.
ref : https://www.mail-archive.com/cikeas@yahoogroups.com/msg00715.html
--- In [EMAIL PROTECTED], Hanna Sihombing <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Kompas Cetak Selasa 12 April 2007 > Maukar yang Menembak Istana Meninggal > Jakarta, Kompas - Mantan penerbang TNI Angkatan Udara yang menembak Istana Merdeka dari pesawat MIG-17, Daniel Maukar, meninggal dunia dalam usia 72 tahun, Senin (16/4) pagi di Rumah Sakit Cikini, Jakarta. Jenazah akan dimakamkan hari Selasa ini di TPU Pondok Rangon dan diberangkatkan pukul 10.00 dari rumah duka di RS Cikini. > Letnan Dua Penerbang Daniel Maukar pada 9 Maret 1960 menerbangkan MIG-17 dan melepaskan peluru kanon 23 mm dari pesawat tempur itu ke Istana Merdeka dan jatuh tepat sasaran dekat meja kerja Presiden Soekarno. Beruntung waktu itu Presiden Soekarno sedang berada di Gedung DPA yang terletak di sebelah kiri Istana. > Banyak pihak memercayai tembakan ke istana oleh seorang perwira muda waktu itu bukan karena alasan politis, melainkan lebih karena alasan pribadi. > Maukar kemudian mendaratkan pesawat tempur buatan Uni Soviet itu di persawahan Kadungoro, Leles, Garut, Jawa Barat. > Para ahli penerbangan dari Uni Soviet waktu itu tak habis pikir bagaimana ia mampu mendaratkan MIG-17 tersebut dengan sangat baik, tanpa menimbulkan kerusakan berarti. Maukar sendiri keluar dengan tenang dari pesawat. Ia lalu ditangkap pasukan TNI. > Sesudah peristiwa itu, KSAU Suryadarma bergegas ke Istana Merdeka untuk melihat akibat- akibat tembakan itu, lalu membuka tanda jabatannya serta menyerahkannya kepada Presiden Soekarno. Ia mengundurkan diri. > Daniel Maukar kemudian dijatuhi hukuman mati oleh Mahkamah Militer Angkatan Udara. Namun, eksekusi itu tak dilaksanakan. Ia dibebaskan dari penjara tahun 1968. (*/vik)